Pembelajaran Politik dari Belia


Saya selalu bilang ke anak - anak, kalian hidup di Indonesia bukan di Eropa. Saya ceritakan beberapa kasus yang mengharuskan mereka faham politik.

Kami dikaruniai tiga anak laki - laki, Gagah, Gigih dan Galih. Mereka bertiga punya keunikan masing - masing. Kami biarkan mereka membuat cerita hidupnya sendiri. Karena memang mereka lahir juga dalam situasi dan tempat berbeda.

Jadi kami percaya mereka juga akan punya cerita hidup yang berbeda. Kami hanya menanamkan pondasi untuk mereka agar mereka bisa membuat cerita hidup sendiri tanpa melepas tercerabut akar mereka.
Pondasi itu diantaranya soal Agama, Akhlak, pengetahuan politik dan komunikasi. Ada yang bertanya kenapa anaknya diajarkan politik semua? Seperti yang pernah saya sampaikan pada tulisan sebelumnya bahwa pengetahuan politik bukan berarti mereka harus jadi politisi.
Saya selalu bilang ke anak - anak, kalian hidup di Indonesia bukan di Eropa. Saya ceritakan beberapa kasus yang mengharuskan mereka faham politik.
"Jadi apapun kalian nanti harus ngerti politik, karena politik bukan saja terjadi di partai politik tapi dalam dunia kerja, pergaulan maka pasti akan ada permainan politik didalamnya,. Nah kalau kalian ga ngerti politik maka akan jadi korban," kata saya kepada anak anak, khususnya Si Kakak dan Mas Gagah.
Untuk apa anak anak mengerti politik?, paling penting adalah supaya mereka tidak menjadi korban politik. Setelah mereka bisa menangkap maksud kami maka disinilah anak anak mulai kami ajarkan komunikasi.
Biasanya kami sampaikan ketika mereka bercerita kasus dalam pergaulan atau ada berita heboh. Alhamdulillah dua anak kami Mas Gagah dan Kakak karena mereka sudah besar bisa menyerap apa yang kami sampaikan.
Untuk menguji sampai sejauh mana aplikasinya kami biasanya bertanya tentang cerita pergaulan dan berita di sekolah, ada cerita apa main dengan teman teman komplek dan lain sebagainya. Disitulah kami masuk soal teori komunikasi dan politik. Jadi tidak dijelaskan seperti dulu kami kuliah melainkan per kasus.
Ketika mereka berhasil menerapkan maka kami akan bilang kepada mereka. " Nah, itu pentingnya belajar politik, jadi kamu tidak jadi korban," kata kami ke mereka.
Sementara untuk dua anak kami yaitu Gigih dan Galih karena belum bisa menangkap soal penjelasan seperti kakak mereka, kami titik beratkan soal keberanian dan semangat, lebih ke motivasi dan Agama, dari belajar Iqra sampai kisah sejarah Islam versi anak anak.
Kenapa sejarah? Nanti akan kami ceritakan pada kesempatan lain. Sekadar diketahui, kebiasaan cerita sejarah sudah kami lakukan sejak anak pertama kami dan sampai sekarang. ***
Salam,
Caption Foto
Gigih dan Galih saat ikut Pawai Tahun Baru Islam 1444 Hijriah atau Juli 2023 Masehi.

Posting Komentar

advertise