Antara Passion dan Bisnis

Di ruang kerja pribadi di rumah Komplek Perumahan Banjar Agung Indah, Kecamatan Cipocok Jaya, Kota Serang, Provinsi Banten. Dok/Foto:Karnoto


Aktivitas yang paling membahagiakan itu ketika kita melakukan sesuatu yang kta senangi dan bisa menghasilkan profite materi. Wah, orang seperti ini pasti bahagia lahir dan batin. Lahir terpenuhi karena mendapatkan keuntungan materi dan batin pun terpenuhi karena aktivitas itu memang disenangi.

Nah, yang sering menjadi problem itu adalah ketika passion belum bisa menemukan jodohnya soal keuntungan materi. Sering terjadi ada peluang tetapi sebenarnya bukan passionnya. Disinilah kemudian muncul beragam jargon.

Bagi yang beraliran yang penting dapat uang maka akan mengatakan bisnis itu yang penting menghasilkan keuntungan, masa bodo dengan passion. Karena passion kalau tidak memiliki uang juga kurang bahagia.

Sebaliknya, buat mereka yang berkiblat bahwa passion itu adalah paling utama karena mencari uang itu tujuannya adalah salah satunya adalah agar kita mendapatkan kebahagiaan, kemerdekaan. Nah, passion itu aktivitas yang memang disukai dan membahagiakan.

Untuk apa kita dapat uang kalau kita tidak menikmatinya dan kita dibuat pusing oleh uang itu, kira - kira begitu komentar yang sering saya dengar dari mereka.

Ada pula aliran ketiga dengan memilih jalan tengah. Passion itu bisa menyesuaikan. Kalau sudah terbiasa juga nanti akan menjadi passion kok! Yah, mirip - mirip kawin paksa begitu.

Kalau passion dikaitakan dengan bisnis maka akan muncul filosofi baru, diantaranya mereka mengatakan bahwa bisnis itu maknanya aktivitas yang menyenangnkan, jadi kalau ada pebisnis merasa terbebani dengan bisnisnya berarti ada yang salah. Mungkin maksudnya karena bukan passionnya.

Passion sendiri didefinisikan sebagai kecenderungan atau keinginan seseorang untuk melakukan sesuatu yang ia suka atau dianggap penting untuk dilakukan. Memang kasuistik sebenarnya, karena ada orang yang ternyata mampu menyatukan antara passion dan keuntungan materi dan sukses.

Dan passion itu tidak selamanya sejalan dengan studi seseorang, banyak kasus sarjana eksak tetapi justru menekuni dunia sosial, karena ternyata passionya didunia sosial baru ia temukan atau meyakini setelah lulus kuliah.

Yang penting itu jangan sampai kita tidak bisa menjawab kalau ditanya apa passion Anda? Perkara passion itu kemudian tidak sedang Anda kerjakan itu cerita lain. Toh bisa juga passion yang Anda miliki dilakukan di luar jam kerja.

Toh tujuannya sama - sama mencari kebahagiaan, karena kebahagiaan itulah sebenarnya yang menjadi ending mengapa kita ingin sukses.

Uniknya, meski terdengar mudah tetapi tidak sedikit orang yang belum tahu apa sebenarnya passion dirinya. Pokoknya ada peluang sikat, kira kira begitu.

Tidak ada yang salah karena itu stylish seseorang, kita tidak bisa memaksa stylsh orang sesuai dengan keinginan kita. Yang penting bahagia.

Penulis, Karnoto
- Penulis Buku Speak Brand
- Pernah Studi Ilmu Marketing Communication Advertising di Univ. Mercu Buana Jakarta
- Founder BantenPerspektif.Com
- Mantan Jurnalis Radar Banten dan Majalah Warta Ekonomi Jakarta.

Posting Komentar

advertise